Endingnya Gini! Senyum Yang Tumbuh Di Atas Luka



Delapan tahun. Delapan tahun sejak malam pengkhianatan itu, malam di mana CINTA yang ia pikir abadi, hancur berkeping-keping di tangan Shangguan Yi. Shangguan Yi, pria yang dulu mengisi setiap inci hatinya, kini berdiri di hadapannya, wajahnya dipenuhi penyesalan yang entah tulus atau hanya sandiwara belaka.

"Li Wei… aku…" Shangguan Yi memulai, suaranya serak diterpa hujan dan rasa bersalah.

Li Wei mengangkat tangannya, menghentikan kata-kata yang menurutnya hanya sampah. Mata mereka bertemu. Dulu, mata itu memancarkan kehangatan dan kasih sayang. Sekarang, mata Li Wei dingin, sedingin es di puncak gunung.

"Tidak perlu," jawab Li Wei, suaranya setenang danau yang membeku. "Aku tahu kenapa kamu datang."

Mereka larut dalam keheningan yang berat. Hujan semakin deras, seolah alam pun ikut menangisi masa lalu yang tak termaafkan. Li Wei menatap genangan air di pelataran. Di sana, bayangan mereka berdua berpadu, tetapi patah.

"Kau pikir aku menderita, Yi?" tanya Li Wei, akhirnya memecah keheningan. "Kau pikir aku hancur? Kau salah."

Senyum tipis, nyaris tak terlihat, tersungging di bibir Li Wei. Senyum yang tumbuh di atas luka, senyum yang lebih tajam dari pedang.

"Delapan tahun Yi… Delapan tahun aku menunggu. Merencanakan. Mengumpulkan kekuatan. Dan sekarang… saatnya membayar semua hutangmu."

Shangguan Yi tertegun. Kebingungan dan ketakutan perlahan merayapi wajahnya. Dia tidak mengerti. Dia tidak pernah menduga…

Li Wei melangkah mendekat, cahaya lentera yang redup menerangi wajahnya. Wajah yang dulu penuh cinta, kini dipenuhi tekad yang gelap.

"Tahukah kau, Yi… semua 'kecelakaan' yang menimpa keluargamu selama ini…?"

Li Wei berhenti, senyumnya semakin lebar, semakin mengerikan.

"…Itu semua ulahku."

You Might Also Like: Agen Skincare Bisnis Tanpa Stok Barang

Post a Comment

Previous Post Next Post